Bandung Lautan Air, Mengapa bisa?

akses-jalan-terendam-banjir-di-baleendah-kabupaten-bandung-_140303152708-574
sumber gambar: republika.co.id

Bahasan paling renyah di penghujung tahun tentu saja banjir. Nampaknya memang peristiwa tersebut berulang-ulang terjadi di banyak tempat di Indonesia namun persoalannya hingga kini masyarakat Indonesia masih saja belum dapat dikatakan sebagai masyarakat yang sadar banjir. Banjir tahun kemarin tak juga menjadi bahan pelajaran bagi persiapan mengahdapi banjir selanjutnya. Banjir datang, ramai stasiun televisi memberitakan,  surut, kemudian masyarakat lupa, kemudian banjir datang kembali, masyarakat hanya melakukan apa yang juga dilakukan di tahun sebelumnya. Begitu berputar berulang ulang di banyak tempat di Indonesia.

“:D Hmm makanya jangan buang sampah sembarangan kalau sudah banjir bingung kaan”

“:) Tunggu dulu kang, belum tentu banjir itu disebabkan oleh sosiohidraulik atau kebiasaan budaya masyarakat dalam berinteraksi dengan sungai.”

Banyak hal yang menjadi penyebab banjir, tak adil rasanya kalau menggeneralisasi hanya menyalahkan kebiasaan buruk masyarakat buang sampah di Sungai. Untuk banyak tempat mungkin memang betul, sampah menggunung menyebabkan air tak dapat mengalir lancar ke Hilir melalui alur sungai dan kemudian meluap menggenangi permukiman danlingkungan. Tapi di tempat- tempat lain bisa jadi mekanismenya sedikit berbeda. Yang cukup menarik sesungguhnya adalah bencana banjir yang terjadi di bandung. Lanjutkan membaca “Bandung Lautan Air, Mengapa bisa?”

Belajar Dari Gunungapi #2

010303_0926_LetusanGunu1.pngAssalamu’alaykum sobat ke surga masih lupa dengan tulisan sebelum ini? Emang pernah yak ada post Belajar dari Gunung api #1? Kalau masih lupa klik saja di sini. Kalau mau sii, kalau enggak ya ngga papa, ane pastikan ente bakal RUGI ga baca yang pertama. Hikmah itu barang mahal, nggak semua orang bisa mengambil pelajaran, gak semua bisa berubah dari 10 tahun dipapari pengalaman-pengalaman berharga yang sejatinya dia temui setiap waktu. Tetapi ada waktu dimana pengalaman 5 menit bisa mengubah hidup kita sepanjang masa. Itulah mutiara, mutiara yang mesti kita gigit kuat dengan geraham, raih dan jangan lepaskan. Termasuk ayat-ayat yang Allah perlihatkan pada kita lewat ciptaan-ciptaannya yang luar biasa sempurna, entah makhluq, system, keteraturan, cara alam bekerja semua bisa kita jadikan pelajaran. Lanjutkan membaca “Belajar Dari Gunungapi #2”

Harmoni Bencana Jogja

Bab 2 - BencanaYogyakarta merupakan daerah istimewa yang terletak di pesisir selatan Jawa bagian tengah. Daerah yang terus berkembang cepat. Tak dapat dipungkiri bahwa Kota Yogyakarta sebagai satu-satunya administrasi berstatus kota di DIY kini berkembang menjadi kota-kota besar dan ramai layaknya kota besar lain di Indonesia. Penyebabnya? Jelas adalah pertumbuhan penduduk yang terus bertambah baik disebabkan oleh pertumbuhan alami maupun migrasi.

Daya tarik Yogyakarta- Kota Yogyakarta dan sekitarnya- adalah fasilitas pendidikan dan potensi wisata budaya serta alam yang ada di tempat ini. Karena itulah Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya yang menjadi tujuan datangnya banyak orang dengan berbagai kepentingan baik wisata, belajar ataupun orang yang datang dengan maksud-maksud lain.

Pendidikan dan Budaya seolah merupakan perpaduan yang serasi dalam membangun Yogyakarta. Budaya kental keraton dan keramahan masyarakat Jogja membentuk iklim kenyamanan dan ketenangan yang dibutuhkan seseorang untuk belajar. Di sisi lain pendidikan yang terus berkembang semakin menguatkan jati diri kebudayaan Yogyakarta. Lanjutkan membaca “Harmoni Bencana Jogja”

Belajar Dari Gunung Api #1

Erupsi

“Dok drodok dok dok.. eeee Bumi gonjang ganjing langit kelap-kelap.. eee Segarane mbludag, Lemahe bengkah, mawane muncrat-muncrat… ambyarr….”

                Sekarang ente ane ajak ke suatu tempat. Pejamkan mata ente, ups ga jadi deng, ente malah ga bisa baca. Watch your step bro, sist, Hati-hati tempat ini ternyata tidak datar, ini agak curam, licin pula. Kiri-kanan ente rumah-rumah yang saling berjauhan.

 “sepertinya penduduknya nggak pada akur ya?”

Bukan-bukan, tiap rumah dibatasi kebun-kebun tanaman keras, kebun jati, sengon, karet. Coba mendangak! Langit bersih bulan sembunyi dibalik cendawan, gemintang tampak ditebar sekenannya dilangit. Ente sudah merasakan suhu disekitar ente dingin?  ternyata ente berada di kaki gunungapi- Ketika sudut dangak pandang ente diturunkan sedikit ente lihat fenomena dahsyat, Statusnya Level IV (awas). Sekarang Apa yang ente lihat?

Ya tulisan atuh kang…” Lanjutkan membaca “Belajar Dari Gunung Api #1”

Kini Merapi Berstatus Normal

Merapi

Tidak banyak yang tahu sejak erupsi dahsyat di 2010 lalu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, akhirnya menurunkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi normal aktif atau merupakan level terendah, terhitung baru sejak 15 September 2011 kemarin. Penurunan status ini dikarenakan aktivitasnya yang telah stabil. Namun demikian tetap masyarakat mewaspadai terutama bencana sekunder mengingat beberapa saat lagi akan memasuki musim penghujan.

😀 Lama kali simbah merapi batuknya ya kang??

🙂 Iyo je terakhir tulisanku updet status WASPADA itu tanggal 19 Oktober 2010 disini. Ckck meh setahun yo le watuk, muga pun sehat nggih mbah.

Pertimbangan penurunan status tersebut, didasarkan pada beberapa faktor meliputi pemantauan kegempaan, deformasi dan visual. Kegempaan yang kini terjadi dinilai sudah tak bergejolak lagi. Bahkan hingga mendekati rata-rata hariannya. Lanjutkan membaca “Kini Merapi Berstatus Normal”

Tactile Map – Jendela Dunia Lewat Indera Peraba

Belum banyak artikel yang membahas tentang  satu bentuk peta ini dalam bahasa Indonesia. Bahkan boleh jadi kalau penulis tidak terlalu ke Ge-Er an tulisan di Blog ini adalah tulisan Pertamax yang coba mengulas tentang “tactile map” dalam bahasa Indonesia.

Tactile Map, sebuah peta yang dibuat timbul untuk membantu orang yang memiliki keterbatasan untuk melihat mengetahui kondisi ruang sekotarnya. Setidaknya peta memiliki tiga fungsi bagi penggunanya, yaitu sebagai media orientasi medan, Navigasi, dan untuk mengidentifikasi tujuan. Tentu para pembaca sekalian sering melakukan tiga hal tersebut dengan peta. Dari kegiatan interpretasi peta untuk ketiga tujuan tersebut kemudian seseorang dapat memperoleh satu gambaran spasial (keruangan) tentang wilayah yang tergambar pada peta, sehingga pengguna peta memiliki pengetahuan tentang apa berada dimana, seberapa besar, dsb pada daerah yang dipetakan. Lanjutkan membaca “Tactile Map – Jendela Dunia Lewat Indera Peraba”