Bahasan paling renyah di penghujung tahun tentu saja banjir. Nampaknya memang peristiwa tersebut berulang-ulang terjadi di banyak tempat di Indonesia namun persoalannya hingga kini masyarakat Indonesia masih saja belum dapat dikatakan sebagai masyarakat yang sadar banjir. Banjir tahun kemarin tak juga menjadi bahan pelajaran bagi persiapan mengahdapi banjir selanjutnya. Banjir datang, ramai stasiun televisi memberitakan, surut, kemudian masyarakat lupa, kemudian banjir datang kembali, masyarakat hanya melakukan apa yang juga dilakukan di tahun sebelumnya. Begitu berputar berulang ulang di banyak tempat di Indonesia.
“:D Hmm makanya jangan buang sampah sembarangan kalau sudah banjir bingung kaan”
“:) Tunggu dulu kang, belum tentu banjir itu disebabkan oleh sosiohidraulik atau kebiasaan budaya masyarakat dalam berinteraksi dengan sungai.”
Banyak hal yang menjadi penyebab banjir, tak adil rasanya kalau menggeneralisasi hanya menyalahkan kebiasaan buruk masyarakat buang sampah di Sungai. Untuk banyak tempat mungkin memang betul, sampah menggunung menyebabkan air tak dapat mengalir lancar ke Hilir melalui alur sungai dan kemudian meluap menggenangi permukiman danlingkungan. Tapi di tempat- tempat lain bisa jadi mekanismenya sedikit berbeda. Yang cukup menarik sesungguhnya adalah bencana banjir yang terjadi di bandung. Lanjutkan membaca “Bandung Lautan Air, Mengapa bisa?”